Tower Jaringan Telekomunikasi adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi empat atau segitiga, atau hanya berupa pipa panjang (tongkat) yang bertujuan untuk menempatkan antenna dan radio pemancar maupun sebagai penerima gelombang telekomunikasi dan informasi. Dalam hal ini, Tower BTS berfungsi untuk menjembatani perangkat komunikasi pengguna dengan jaringan yang menuju jaringan lain. Berbeda dengan tower SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) Listrik PLN dalam hal konstruksi, maupun resiko yang ditanggung penduduk disekitarnya. Tower BTS Komunikasi dan informatika memiliki derajat keamanan yang tinggi dan radiasi yang sangat kecil sehingga sangat aman terhadap manusia dan makluk hidup di sekitarnya.
Berdasarkan lokasinya, tower jaringan terbagi menjadi 2 type, yaitu :
- Rooftop : Tower yang berdiri diatas sebuah gedung bertingkat, Umumnya site Roof Top memberikan solusi coverage pada area yang padat dengan bangunan, terutama diimplementasikan di dalam kota.
- Greenfield : Tower yang berdiri langsung diatas tanah dan menjadi prioritas selama lahan tersedia dan seluruh perijinan telah dimiliki.
Berdasarkan bentuknya, tower jaringan terbagi menjadi 3 type, yaitu :
1. Pole
Bentuk dari tower ini berupa tiang pancang tunggal dengan satu kaki, Tower pole ini terbagi menjadi 2 macam.
Pertama : tower yang terbuat dari pipa atau plat baja tanpa spanner, diameter antara 40 s/d 50 cm, ketinggian mencapai 42 meter yang dikenal dengan nama Tower Monopole.
Kedua : lebih cenderung untuk dipakai secara personal, tinggi tower ini disarankan tidak melebihi 20 meter (lebih dari itu akan melengkung), teknis penguatannya dengan spanner. Kekuatan pipa sangat bertumpu pada spanner.
Sekalipun masih mampu menerima sinyal koneksi, namun tower jenis ini tidak direkomedasi untuk penerima sinyal informatika (internet dan intranet) yang stabil, karena jenis ini mudah bergoyang dan akan mengganggu sistem koneksi datanya, sehingga komputer akan mencari data secara terus menerus (searching).
Tower ini bisa dibangun pada areal yang dekat dengan pusat transmisi/ NOC = Network Operation Systems (maksimal 2 km), dan tidak memiliki angin kencang, serta benar-benar diproyeksikan dalam rangka emergency biaya.
Dari berbagai fakta yang muncul di berbagai daerah, keberadaan Tower memiliki resistensi/daya tolak dari masyarakat, yang disebabkan isu kesehatan (radiasi, anemia dll), isu keselamatan hingga isu pemerataan sosial. Hal ini semestinya perlu disosialisasikan ke masyarakat bahwa kekhawatiran pertama (ancaman kesehatan) tidaklah terbukti. Radiasinya jauh diambang batas toleransi yang ditetapkan WHO.
2. Tower Triangle (3 kaki )
Tower berbentuk segi tiga dengan tiga kaki. Tower Segitiga (Triangle) disarankan untuk memakai besi dengan diameter 2 cm ke atas. Beberapa kejadian robohnya tower jenis ini karena memakai besi dengan diameter di bawah 2 cm. Ketinggian maksimal tower jenis ini yang direkomendasi adalah 60 meter. Ketinggian rata-rata adalah 40 meter. Tower jenis ini disusun atas beberapa stage (potongan). 1 stage ada yang 4 meter namun ada yang 5 meter. Makin pendek stage maka makin kokoh, namun biaya pembuatannya makin tinggi, karena setiap stage membutuhkan tali pancang/spanner. Jarak patok spanner dengan tower minimal 8 meter. Makin panjang makin baik, karena ikatannya makin kokoh, sehingga tali penguat tersebut tidak makin meruncing di tower bagian atas.
3. Tower 4 kaki
Tower berbentuk segi empat dengan empat kaki. Tower dengan 4 kaki sangat jarang sekali dijumpai roboh. Tower jenis ini memiliki kekuatan tiang pancang serta sudah dipertimbangkan konstruksinya. Tower ini mampu menampung banyak antenna dan radio. Tipe tower ini banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan bisnis telekomunikasi dan informatika yang bonafid (Indosat, Telkom, XL, dll)