Mengenal Teknologi Open RAN, Apa Itu?

More Articles

penandatanganan-kerjasama-dengan-telkom-indonesia-regional-untuk-pekerjaan-fiber-optik-area-jawa-tengah-diy

Penandatanganan Kerjasama dengan Telkom Indonesia Regional untuk Pekerjaan Fiber Optik Area Jawa Tengah & DIY

Ini adalah contoh konten tulisan atau contoh artikel untuk preview desain yang dibuat oleh VISTEK. Bagian ini dapat diganti dan diisi dengan konten yang benar setelah design diimplementasikan dalam bentuk website atau aplikasi. Konsep dan ide dari konten ini memiliki landasan atau acuan yang telah dirancang oleh tim kami sesuai dengan kebutuhan dan referensi proyek ini.

Seluruh desain ini dikerjakan oleh Tim Vistek untuk lebih detail mengenai lebih banyak design atau website yang telah kami kerjakan boleh mengunjungi website kami di www.vistek.id

Ini adalah contoh konten tulisan atau contoh artikel untuk preview desain yang dibuat oleh VISTEK. Bagian ini dapat diganti dan diisi dengan konten yang benar setelah design diimplementasikan dalam bentuk website atau aplikasi. Konsep dan ide dari konten ini memiliki landasan atau acuan yang telah dirancang oleh tim kami sesuai dengan kebutuhan dan referensi proyek ini.

Seluruh desain ini dikerjakan oleh Tim Vistek untuk lebih detail mengenai lebih banyak design atau website yang telah kami kerjakan boleh mengunjungi website kami di www.vistek.id

Outside Plant Fiber Optic By Adam
jenis-tower-jaringan-telekomunikasi-berdasarkan-bentuknya

Jenis Tower Jaringan Telekomunikasi Berdasarkan Bentuknya

Tower Jaringan Telekomunikasi adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi empat atau segitiga, atau hanya berupa pipa panjang (tongkat) yang bertujuan untuk menempatkan antenna dan radio pemancar maupun sebagai penerima gelombang telekomunikasi dan informasi. Dalam hal ini, Tower BTS berfungsi untuk menjembatani perangkat komunikasi pengguna dengan jaringan yang menuju jaringan lain.  Berbeda dengan tower SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) Listrik PLN dalam hal konstruksi, maupun resiko yang ditanggung penduduk disekitarnya. Tower BTS Komunikasi dan informatika memiliki derajat keamanan yang tinggi dan radiasi yang sangat kecil sehingga sangat aman terhadap manusia dan makluk hidup di sekitarnya.

Berdasarkan lokasinya, tower jaringan terbagi menjadi 2 type, yaitu :

  • Rooftop : Tower yang berdiri diatas sebuah gedung bertingkat, Umumnya site Roof Top memberikan solusi coverage pada area yang padat dengan bangunan, terutama diimplementasikan di dalam kota.
  • Greenfield : Tower yang berdiri langsung diatas tanah dan menjadi prioritas selama lahan tersedia dan seluruh perijinan telah dimiliki.

Berdasarkan bentuknya, tower jaringan terbagi menjadi 3 type, yaitu :

1. Pole

 Bentuk dari tower ini berupa tiang pancang tunggal dengan satu kaki, Tower pole ini terbagi menjadi 2 macam.

Pertama : tower yang terbuat dari pipa atau plat baja tanpa spanner, diameter antara 40 s/d 50 cm, ketinggian mencapai 42 meter yang dikenal dengan nama Tower Monopole.

Kedua :  lebih cenderung untuk dipakai secara personal, tinggi tower ini disarankan tidak melebihi 20 meter (lebih dari itu akan melengkung), teknis penguatannya dengan spanner. Kekuatan pipa sangat bertumpu pada spanner. 

Sekalipun masih mampu menerima sinyal koneksi, namun tower jenis ini tidak direkomedasi untuk penerima sinyal informatika (internet dan intranet) yang stabil, karena jenis ini mudah bergoyang dan akan mengganggu sistem koneksi datanya, sehingga komputer akan mencari data secara terus menerus (searching).

Tower ini bisa dibangun pada areal yang dekat dengan pusat transmisi/ NOC = Network Operation Systems (maksimal 2 km), dan tidak memiliki angin kencang, serta benar-benar diproyeksikan dalam rangka emergency biaya.
Dari berbagai fakta yang muncul di berbagai daerah, keberadaan Tower memiliki resistensi/daya tolak dari masyarakat, yang disebabkan isu kesehatan (radiasi, anemia dll), isu keselamatan hingga isu pemerataan sosial. Hal ini semestinya perlu disosialisasikan ke masyarakat bahwa kekhawatiran pertama (ancaman kesehatan) tidaklah terbukti. Radiasinya jauh diambang batas toleransi yang ditetapkan WHO.

2. Tower Triangle (3 kaki )

Tower berbentuk segi tiga dengan tiga kaki. Tower Segitiga (Triangle) disarankan untuk memakai besi dengan diameter 2 cm ke atas. Beberapa kejadian robohnya tower jenis ini karena memakai besi dengan diameter di bawah 2 cm. Ketinggian maksimal tower jenis ini yang direkomendasi adalah 60 meter. Ketinggian rata-rata adalah 40 meter. Tower jenis ini disusun atas beberapa stage (potongan). 1 stage ada yang 4 meter namun ada yang 5 meter. Makin pendek stage maka makin kokoh, namun biaya pembuatannya makin tinggi, karena setiap stage membutuhkan tali pancang/spanner. Jarak patok spanner dengan tower minimal 8 meter. Makin panjang makin baik, karena ikatannya makin kokoh, sehingga tali penguat tersebut tidak makin meruncing di tower bagian atas.

3. Tower 4 kaki

Tower berbentuk segi empat dengan empat kaki. Tower dengan 4 kaki sangat jarang sekali dijumpai roboh. Tower jenis ini memiliki kekuatan tiang pancang serta sudah dipertimbangkan konstruksinya. Tower ini mampu menampung banyak antenna dan radio. Tipe tower ini banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan bisnis telekomunikasi dan informatika yang bonafid (Indosat, Telkom, XL, dll)

Tower & Construction By Visiotek Global Indonesia

Dalam semangat memberikan layanan terbaik bagi pelanggan dan mendorong terciptanya masyarakat digital Indonesia. Penyedia jaringan telekomunikasi, khususnya operator seluler dituntut untuk memberikan layanan dengan teknologi terkini.

Setelah beberapa kali uji coba di Indonesia sejak tahun 2018, tahun ini dipersiapkan komersialisasi teknologi 5G bisa segera diimplementasikan di berbagai kota potensial. Tentu saja, kehadiran teknologi baru memerlukan belanja modal tidak sedikit.

Di sisi lain, hampir seluruh industri terkena imbas dari pamdemi COVID-19 sehingga berbagai langkah efisiensi dilakukan sebagai strategi. Perhitungan biaya modal membangun infrastruktur dengan waktu pengembalian sebelum kehadiran teknologi terbaru lainnya pun menjadi perhatian.

Melihat semakin ketatnya margin di industri telekomunikasi, secara global, tidak hanya di Indonesia, maka dikembangkanlah teknologi Open RAN, singkatan dari Open Radio Access Network.

Open RAN merupakan teknologi yang mengintegrasikan semua teknologi baik itu 2G, 3G, 4G, 5G, dalam satu sistem server. Inti atau server dalam Open RAN dapat berupa virtual server, sehingga operator seluler dapat menggunakan multivendor dalam menerapkan topologi jaringan tanpa terikat pada satu merek/brand.

1611126950-Topologi-desain-Open-RAN.pngSumber: Topologi desain Open RAN. (istimewa)

Konsep ini memberikan efisiensi beban biaya baik belanja modal (Capex) maupun belanja operasional (Opex) di sisi operator seluler dengan kualitas layanan yang sama baiknya diterima oleh pelanggan.

Hal ini membuka kesempatan bagi operator untuk memperluas jaringan dan mengembangkan layanan lain bagi masyarakat.

Seberapa besar efisiensi yang bisa diperoleh dari penggunaan Open RAN masih belum diketahui secara pasti. Namun, berbagai riset dan perhitungan operator seluler menilai bahwa arsitektur Open RAN akan mengurangi Capex 5G secara signifikan jika dibandingkan dengan 4G.

Misalnya, Deutsche Telekom mengatakan arsitektur Open RAN akan mengurangi tagihan CAPEX 5G setidaknya 50% dibandingkan dengan 4G. Berbagai operator seluler percaya Capex mereka akan berkurang 30% – 50% dengan Open RAN.

Dengan kemampuan program yang disediakan oleh Open RAN, operator memiliki kemampuan untuk meluncurkan aplikasi dan layanan baru tanpa bergantung pada vendor.

Operator dapat menghadirkan layanan baru ke pasar lebih cepat, mereka akan dapat menghasilkan uang lebih cepat. Semua ini akan membawa pengalaman konsumen ke tingkat yang baru.

Terlepas dari efisiensi yang ditawarkan, Open RAN berpotensi menyediakan platform yang sangat dibutuhkan untuk inovasi, mendorong peluang dan aliran pendapatan baru bagi operator seluler dan pelanggannya. Salah satunya melalui pengembangan solusi internet of things (IoT) sebagai salah satu sumber pendapatan baru.

OpenRAN memisahkan komponen perangkat keras dan perangkat lunak jaringan. Pemisahan perangkat keras dan perangkat lunak ini, dan pengembangan kemampuan berbagi jaringan terisolasi seperti pemotongan node, memungkinkan operator seluler untuk secara realistis, dan aman, berbagi sumber daya jaringan fisik sebagai bagian dari penerapan 5G mereka.

Virtualisasi yang dibawa OpenRAN memungkinkan operator untuk berjalan lebih mudah dan andal membuat cloud edge terdistribusi yang dapat memberikan fungsi jaringan berbasis perangkat lunak pada server standar.

Perpindahan ke arsitektur cloud-native memungkinkan fungsi jaringan dan aplikasi dipecah menjadi layanan mikro kecil yang dapat dicampur dan dicocokkan agar sesuai dengan aplikasi yang diperlukan.

Hasilnya, perangkat pintar dapat diintegrasikan dengan lebih erat ke dalam jaringan, bukan hanya sebagai titik akhir yang terhubung.

Hal ini dapat menjangkau semuanya mulai dari perangkat IoT sederhana, hingga perangkat multifungsi yang terhubung dan kendaraan otonom, dan meluas hingga ke manufaktur, gedung, kota pintar, dan bahkan manusia.

Open RAN adalah solusi win-win untuk semua – operator jaringan mendapatkan keuntungan dari biaya yang lebih rendah dan kemampuan untuk membawa layanan baru ke pasar lebih cepat sementara pengguna memiliki akses ke layanan baru ketika mereka membutuhkannya dan untuk jaringan operasi yang lebih lancar.

Operator mendapatkan keuntungan dari peningkatan kemampuan untuk mengelola tantangan terkait kinerja jaringan, seperti menambah kapasitas dan jangkauan jika diperlukan.

Mengenal Teknologi Open RAN, Apa Itu?

Dalam semangat memberikan layanan terbaik bagi pelanggan dan mendorong terciptanya masyarakat digital Indonesia. Penyedia jaringan telekomunikasi, khususnya operator seluler dituntut untuk memberikan layanan dengan teknologi terkini.

Setelah beberapa kali uji coba di Indonesia sejak tahun 2018, tahun ini dipersiapkan komersialisasi teknologi 5G bisa segera diimplementasikan di berbagai kota potensial. Tentu saja, kehadiran teknologi baru memerlukan belanja modal tidak sedikit.

Di sisi lain, hampir seluruh industri terkena imbas dari pamdemi COVID-19 sehingga berbagai langkah efisiensi dilakukan sebagai strategi. Perhitungan biaya modal membangun infrastruktur dengan waktu pengembalian sebelum kehadiran teknologi terbaru lainnya pun menjadi perhatian.

Melihat semakin ketatnya margin di industri telekomunikasi, secara global, tidak hanya di Indonesia, maka dikembangkanlah teknologi Open RAN, singkatan dari Open Radio Access Network.

Open RAN merupakan teknologi yang mengintegrasikan semua teknologi baik itu 2G, 3G, 4G, 5G, dalam satu sistem server. Inti atau server dalam Open RAN dapat berupa virtual server, sehingga operator seluler dapat menggunakan multivendor dalam menerapkan topologi jaringan tanpa terikat pada satu merek/brand.

1611126950-Topologi-desain-Open-RAN.pngSumber: Topologi desain Open RAN. (istimewa)

Konsep ini memberikan efisiensi beban biaya baik belanja modal (Capex) maupun belanja operasional (Opex) di sisi operator seluler dengan kualitas layanan yang sama baiknya diterima oleh pelanggan.

Hal ini membuka kesempatan bagi operator untuk memperluas jaringan dan mengembangkan layanan lain bagi masyarakat.

Seberapa besar efisiensi yang bisa diperoleh dari penggunaan Open RAN masih belum diketahui secara pasti. Namun, berbagai riset dan perhitungan operator seluler menilai bahwa arsitektur Open RAN akan mengurangi Capex 5G secara signifikan jika dibandingkan dengan 4G.

Misalnya, Deutsche Telekom mengatakan arsitektur Open RAN akan mengurangi tagihan CAPEX 5G setidaknya 50% dibandingkan dengan 4G. Berbagai operator seluler percaya Capex mereka akan berkurang 30% – 50% dengan Open RAN.

Dengan kemampuan program yang disediakan oleh Open RAN, operator memiliki kemampuan untuk meluncurkan aplikasi dan layanan baru tanpa bergantung pada vendor.

Operator dapat menghadirkan layanan baru ke pasar lebih cepat, mereka akan dapat menghasilkan uang lebih cepat. Semua ini akan membawa pengalaman konsumen ke tingkat yang baru.

Terlepas dari efisiensi yang ditawarkan, Open RAN berpotensi menyediakan platform yang sangat dibutuhkan untuk inovasi, mendorong peluang dan aliran pendapatan baru bagi operator seluler dan pelanggannya. Salah satunya melalui pengembangan solusi internet of things (IoT) sebagai salah satu sumber pendapatan baru.

OpenRAN memisahkan komponen perangkat keras dan perangkat lunak jaringan. Pemisahan perangkat keras dan perangkat lunak ini, dan pengembangan kemampuan berbagi jaringan terisolasi seperti pemotongan node, memungkinkan operator seluler untuk secara realistis, dan aman, berbagi sumber daya jaringan fisik sebagai bagian dari penerapan 5G mereka.

Virtualisasi yang dibawa OpenRAN memungkinkan operator untuk berjalan lebih mudah dan andal membuat cloud edge terdistribusi yang dapat memberikan fungsi jaringan berbasis perangkat lunak pada server standar.

Perpindahan ke arsitektur cloud-native memungkinkan fungsi jaringan dan aplikasi dipecah menjadi layanan mikro kecil yang dapat dicampur dan dicocokkan agar sesuai dengan aplikasi yang diperlukan.

Hasilnya, perangkat pintar dapat diintegrasikan dengan lebih erat ke dalam jaringan, bukan hanya sebagai titik akhir yang terhubung.

Hal ini dapat menjangkau semuanya mulai dari perangkat IoT sederhana, hingga perangkat multifungsi yang terhubung dan kendaraan otonom, dan meluas hingga ke manufaktur, gedung, kota pintar, dan bahkan manusia.

Open RAN adalah solusi win-win untuk semua – operator jaringan mendapatkan keuntungan dari biaya yang lebih rendah dan kemampuan untuk membawa layanan baru ke pasar lebih cepat sementara pengguna memiliki akses ke layanan baru ketika mereka membutuhkannya dan untuk jaringan operasi yang lebih lancar.

Operator mendapatkan keuntungan dari peningkatan kemampuan untuk mengelola tantangan terkait kinerja jaringan, seperti menambah kapasitas dan jangkauan jika diperlukan.

More Articles

penandatanganan-kerjasama-dengan-telkom-indonesia-regional-untuk-pekerjaan-fiber-optik-area-jawa-tengah-diy

Penandatanganan Kerjasama dengan Telkom Indonesia Regional untuk Pekerjaan Fiber Optik Area Jawa Tengah & DIY

Ini adalah contoh konten tulisan atau contoh artikel untuk preview desain yang dibuat oleh VISTEK.
Outside Plant Fiber Optic By Adam
jenis-tower-jaringan-telekomunikasi-berdasarkan-bentuknya

Jenis Tower Jaringan Telekomunikasi Berdasarkan Bentuknya

Tower Jaringan Telekomunikasi adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi empat atau segitiga, atau hanya berupa pipa panjang (tongkat)
Tower & Construction By Visiotek Global Indonesia